Kepolisian dan DPR, Lembaga Paling Korup di Indonesia!

Kepolisian-dan-DPR-Lembaga-Paling-Korup-di-Indonesia

COPAS.COMKepolisian dan DPR, Lembaga Paling Korup di Indonesia!Kepolisian menempati peringkat pertama sebagai lembaga yang dianggap paling korupsi oleh masyarakat di beberapa negara wilayah Asia Tenggara. Hal tersebut berdasarkan survei Global Corruption Barometer (GBC) 2013 olehTransparency International Indonesia (TII). 

"Polisi lembaga dianggap lembaga paling korup di Asia Tenggara yaitu 3,9 persen," ujar peneliti TII Wahyudi Tohari dalam rilis survei TII di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Selasa (9/7/2013). 

Negara yang masyarakatnya menyebut kepolisian sebagai lembaga paling korup yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Selain polisi, posisi berikutnya yaitu partai politik (3,6 persen), pejabat publik (3,5 persen), peradilan (3,4 persen), dan parlemen (3,3 persen). 

Untuk Indonesia sendiri, kepolisian dan parlemen menempati urutan pertama yang dianggap paling korup (4,5 persen). Kemudian, secara berrturut-turut yaitu peradilan (4,4 persen), partai politik (4,3 persen), pejabat publik (4 persen), bisnis (3,4 persen), Kesehatan (3,3 persen), pendidikan (3,2 persen), militer (3,1 persen), LSM (2,8 persen), lembaga keagamaan (2,7 persen), dan media (2,4 persen). 

"Polisi, Parlemen, dan peradilan, tiga lembaga yang dianggap paling korup di Indonesia," kata Wahyudi. 

Survei dilakukan pada 114.000 orang responden di 107 negara pada kurun waktu September 2012 hingga Maret 2013. Reponden merupakan masyarakat dengan populasi rumah tangga. Di wilayah Asia Tenggara mencakup negara Indonesia, Kamboja, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam. 

Di Indonesia sendiri survei dilakukan terhadap 1.000 responden di lima kota yaitu Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, dan Bandung. Ketua Dewan Pengurus TII Natalia Soebagjo mengatakan, polisi menjadi urutan pertama karena selama ini perannya paling dekat dengan masyarakat. 

"Itu yang dirasakan oleh masyarakat. Ini hasil pengalaman orang itu sendiri. Polisi adalah yang mereka alami. Tentu ini range-nya bisa pada praktik korupsi kecil-kecilan, seperti di jalanan tapi bisa sampai ke yang tinggi. Ini karena banyak layanan-layanan yang langsung dialami masyarakat," katanya. 

Sementara itu, masyarakat di sebagian besar wilayah Asia Tenggaara juga menilai masalah korupsi meningkat. Peningkatan paling banyak dirasakan masyarakat Indonesia yakni 72 persen reponden menyatakan meningkat.




Sumber : Kompas.com


Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan Admin.
Admin berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.