Gaya Hidup Metropolis


COPAS.COM Untuk memenuhi tuntutan lingkungan dan berharap dianggap eksis, orang rela mengubah gaya hidupnya. Gadget termutakhir, mobil baru, hingga pakaian bermerek pun mesti dimiliki walau dengan jalan berutang. Parahnya lagi, hal seperti itu harus dijalani agar karier mulus atau tercapainya sebuah target tertentu.

Karakter manusia yang umumnya cenderung individualis juga membuat manusia kesulitan menjalin interaksi. Sementara berdiam diri dirumah malah membuat suasana hati tambah galau. Untuk mengusir stress, nongkrong di kafe dan bergadget ria menjadi pilihan kebanyakan orang, “Kalau nongkrong di kafe, asalkan ada uang, membuat perasaan saya lebih rileks,” ungkap pengunjung disalah satu kafe.

Memang ada orang yang cukup sadar untuk tidak larut ikut arus gaya hidup kota besar. Itu bisa dilihat, dia berusaha untuk tak berganti-ganti gadget, betapa pun hal itu bakal membuatnya disebut ketinggalan zaman. Kalau terus menuruti tuntutan gaya hidup modern tak akan ada habisnya, begitu pikir sebagian orang yang tidak ikut larut gaya hidup metropolitan. Walau begitu, sebagian orang beranggapan jika bisa check in di sebuah tempat yang dianggap keren pada status Facebook atau di situs jejaring sosial lainnya, sangatlah membanggakan.

Tekanan yang dialami kebanyakan orang rupanya menjadi hal yang lumrah dalam hidup keseharian di kota metropolis macam Jakarta, Surabaya dan kota besar lainnya. Kebutuhan atas kemudahan akses informasi, misalnya, membuat seseorang seringkali jor-joran mengkonsumsi bermacam produk gadget. Ada juga kebutuhan untuk menyesuaikan dengan aneka gaya hidup baru agar diterima di lingkungan pergaulan. Kebutuhan selanjutnya sudah bisa ditebak: mobil pribadi, tampilan busana yang ngetren, atau tinggal di lokasi hunian elite.

Sebagai contoh, jika ingin menjadi bagian dari sosialita ibu kota ada persyaratan tertentu. Di antaranya, wajib menenteng tas kulit asli berharga jutaan rupiah dan mengenakan busana dari merk terkenal. Di kalangan pekerja kantoran tuntutannya lain lagi. Bisa berupa adanya kewajiban untuk mengenakan produk gadget terbaru. Tujuannya, tak melulu untuk tampil gaya memang, tapi bisa untuk tujuan produktif, seperti untuk kebutuhan saat mengikuti rapat atau agar mudah mengakses informasi.

Terbukti, penjualan tablet, model gadget paling mutakhir, meningkat drastis dalam satu tahun terakhir. Seakan tak mau kalah, jumlah penjualan mobil di Indonesia juga naik sangat signifikan. Jumlahnya merupakan angka tertinggi dalam sejarah penjualan mobil di republik ini. Begitu pula dengan hunian mewah, kondominium dan fashion, yang kian digemari masyarakat kelas menengah perkotaan. Kafe-kafe ekslusif pun menjamur.

Tetapi gaya hidup yang kebanyakan di jalani masyarakat kelas menengah di perkotaan tersebut belum tentu mencerminkan kesejahteraan para pelaku gaya hidup Metropolitan.(sar)



Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan Admin.
Admin berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.